Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
DANNY AJAR BASKORO

Powered by Blogger

Rabu, 29 April 2009

MANAJEMEN HIDUP TOTAL


Manajemen hidup total adalah segala daya untuk mengembangkan kualitas pribadi yang biasa-biasa saja atau memiliki beberapa kelemahan menjadi pribadi yang unggul.Manajemen Hidup Total (MHT) terdiri dari tiga pilar utama, yaitu: Mental (M) atau karakter, Keahlian (K) atau ketrampilan, dan Fisik (F). Kualitas sumber daya manusia yang unggul jika mempunyai mental, keahlian, dan fisik yang plus atau unggul. Keseimbangan ketiga unsur ini dilambangkan dengan bentuk segitiga sama sisi. sehingga ketiga sudutnya sama besar atau runcingnya.

Keunggulan pengembangan potensi diri dengan model manajemen hidup total dapat dilihat pada beberapa rumus matematika berikut ini:
1. M- X K+ X F+ = MKF-
Sebenarnya orang ini pintar (K+) dan badannya kuat (F+), sayang dia pemalas (M-), jelas ini bukan kategori SDM unggul dan produktif.
2. M+ x K- x F+ = MKF-
Orang seperti ini sebenarnya baik dan rajin (M+) serta tubuhnya kuat (F+), sayang ia tidak mempunyai keahlian atau ketrampilan (K+), bisa jadi nasibnya memprihatinkan, jenis ini juga bukan kategori SDM unggul dan produktif.
3. M+ x K+ x F- = MKF-
Orang seperti ini baik, rajin (M+)dan pintar (K+), tapi dia sakit-sakitan (F-), jelas orang seperti ini juga tidak termasuk SDM yang unggul dan produktif.
4. M+ x K+ x F+ = MKF+
Luar biasa! orang ini religius, baik dan berjiwa sosial (M+), pintar (K+), dan badannya bugar (F+). Jelas ini termasuk SDM unggul yang kreatif dan produktif. SDM ini berpeluang besar untuk sukses dalam hidupnya.

Mengembangkan ketiga pilar utama secara seimbang itu tidak mudah ada dua alasan:
1. memerlukan motivasi dari dalam yang kuat
2. Sulit kita menemukan tokoh-tokoh yang kita teladani yang memiliki kseimbangan ketiganya.

CIRI-CIRI ORANG MEMILIKI MENTAL PLUS
Religius
Watak atau moral tinggi
KOmitmen dan tanggung jawab tinggi
Semangat atau etos belajar/kerja tinggi
Motivasi untuk sukes tinggi
optimistis
daya tahan menghadapi kesulitan
Berfikir positif
Kemampuan pemulihan kesegaran mental tinggi
Kepekaan sosial tinggi
Kecerdasan emosi kuat
Keberanian mengambil resiko

CIRI-CIRI ORANG MEMILIKI KEAHLIAN PLUS
adalah orang yang mempunyai keahlian dasar dan keahlian profesi yang unggul.

Keahlian dasar meliputi:
Kemampuan bahasa sebagai sarana komunikasi
Manajemen waktu
Kecerdasan keuangan
Kecerdasan hidup, mampu bekerja sama, toleransi & mampu mengelola konflik

Keahlian profesi adalah keahlian atau ketrampilan yang berkaitan dengan pekerjaannya.

CIRI-CIRI ORANG YANG MEMILIKI FISIK PLUS
kuat tidak mudah lelah
Sehat tidak sakit-sakitan
Memiliki bakat fisik
Bugar
Berdaya tahan tinggi, tidak mudah alergi
Adaptif atau luwes
Terampil.

MHT bukan resep atau panduan instan untuk meraih sukses. MHT adalah pendorong bagi kita untuk mampu menumbuhkan motivasi dari dalam untuk berani bergairah menempuh perjalanan cepat meraih sukses.
MHT juga bukan peta perjalanan untuk diikuti secara kaku sampai ke tujuan impian dan sukses. MHT adalah wawasan untuk mendorong kita membangun peta perjalanan sendiri yang lentur dan luwes sesuai kekhasan pribadi dan situasi yang mengelilingi diri kita.
MHT mudah dilaksanakan asal kita memiliki motivasi yang kuat dan mempraktikkannya terus-menerus secara sukarela, sehingga menjadi kebiasaan.Selamat Mencoba!

Bacaan: Password menuju sukses. Sumardi 2006. Erlangga.

SELENGKAPNYA.....

Selasa, 28 April 2009

KECERDASAN MENGELOLA WAKTU


"Demi waktu! Sungguh, manusia dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman, dan melakukan amal kebaikan, saling menasehati supaya mengikuti kebenaran, serta mengamalkan kesabaran".
Seseorang yang kepengen sukses harus cerdas mengelola waktu.Ada enam sifat dasar waktu:
1. Waktu adalah berkah Allah SWT yang paling adil dan konsisten, artinya manusia diberi waktu yang sama yaitu 24 jam sehari dan 7 hari seminggu.
2. Waktu adalah kekayaan individual
3. Waktu tidak berubah, artinya kita tidak dapat menambah dan menguranginya
4. Waktu tidak dapat disimpan atau dikumpulkan.
5. Waktu selalu berjalan maju.
6. Waktu berwajah penggoda, artinya waktu dapat datang dengan godaannya yang sangat memikat. kalimat-kalimatnya" Ntar.., Besok saja!.
Nah kalau kita ingin mengelola waktu dengan efisien, maka perlu kita tanya pada diri kita tipe manusia macam apakah kita ini?


Ada tiga tipe manusia waktu:
1. Nigt person atau manusia malam. Orang tipe ini bekerja paling produktif di waktu malam
2. Day Person atau manusioa siang, orang tipe ini bekerja paling produktif di siang hari
3. Ada tipe tengah-tengah Morning Person atau manusia pagi, dia terbiasa bangun pagi dengan badan yang bugar, pikiran segar, dan mampu bekerja secara kreatif dan produktif.
Kebanyakan orang termasuk manusia siang, karena sebagian besar pekerjaannya dilaksanakan disiang hari. Lalu bagaimana menggunakan waktu secara efisien?
1. Rangkailah kegiatan yang sesuai, ada istilah "sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, nampaknya istilah ini tepat diaktualisasikan dan disesuaikan dengan keadaan sekarang terutama untuk kota-kota besar.
2. Gunakan jeda waktu diantara dua kegiatan dengan efisien. Ada ungkapan pekerjaan yang paling berat adalah menunggu, oleh karena itu agar kita tidak mengalami pekerjaan berat itu maka selalu kita selipkan bacaan kesukaan kita di dalam tas, atau selalu kita siapkan buku notes untuk menuangkan ide-ide yang tiba-tiba muncul saat kita mengalami pekerjaan berat itu yaitu menunggu.
3. Bersikap bijaksana dalam kebiasaan mengobrol, artinya jika kita ditengah-tengah orang yang kita kenal pada saat waktu kosong tidak mungkin kita tidak mengobrol, akan tetapi kita harus punya sikap bijaksana untuk bisa mengakhiri obrolan tadi tanpa menyinggung perasaan orang-orang disekeliling kita.
4. Hindari jam karet, kalau kita berfikir ingin membangun sukses maka hal ini paling mudah dilaksanakan.
5. Gunakan waktu secara seimbang. Bekerja keras itu bagus, tetapi lebih bagus lagi kalau bekerja keras secara cerdas. Artinya, ada keseimbangan antara waktu untuk bekerja dengan waktu untuk pemulihan tenaga atau energi. Pemulihan tenaga ini terutama dapat dilakukan dengan tidur atau istirahat yang cukup dan rekreasi. Ada keseimbangan waktu untuk bekerja dengan waktu untuk menjaga kebugaran tubuh lewat olahraga, istirahat, dan rekreasi secara teratur.


Sumber bacaan:
Password Menuju Sukses. Sumardi. 2006. Erlangga.


SELENGKAPNYA.....

Selasa, 14 April 2009

PERLU DIRENUNGKAN

Catatan dari Workshop Pengembangan Web Based Learning
Pemateri: Prof. Dr.H. Ipung Yuwono, MS., M.Sc.
Tanggal : 14 April 2009
Bagaimana caranya agar siswa kita menjadikan belajar sebagai kebutuhan, gigih, sabar, tidak mudah menyerah, dan berusaha seoptimal mungkin dalam menyelesaikan tugas? SELENGKAPNYA.....

Senin, 06 April 2009

LESSON STUDY


Lesson Study merupakan salah suatu wahana peningkatan kualitas pembelajaran yang berasal dari negeri sakura, Jepang. Lesson Study berkembang di Jepang sejak awal tahun 1990-an. Melalui kegiatan tersebut guru-guru di Jepang mengkaji pembelajaran melalui perencanaan dan observasi bersama yang bertujuan untuk memotivasi siswa untuk aktif belajar mandiri. Lesson Study merupakan terjemahan langsung dari baasa Jepang “jugyokenkyu”, yang merupakan gabungan dari dua kata yaitu jugyo yang berarti lesson atau pembelajaran, dan kenkyu yang berarti study atau research atau pengkajian. Dengan demikian Lesson Study merupakan study atau penelitian atau pengkajian terhadap pembelajaran. Lesson Study diartikan sebagai suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar (Hendayana dkk, 2006:10)..
Penyebaran Lesson Study di dunia berawal pada tahun 1995 yang dilatar belakangi oleh The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti oleh empat puluh satu Negara dan dua puluh satu diantaranya memperoleh skor rata-rata matematika yang signifikan lebih tinggi dari Amerika Serikat. Posisi tersebut membuat Amerika Serikat melakukan studi banding pembelajaran matematika di Jepang dan Jerman. Dari studi banding tersebut Tim Amerika Serikat menyadari bahwa Amerika Serikat tidak memiliki sistem untuk melakukan peningkatan mutu pembelajaran, sedangkan Jepang dan Jerman melakukan peningkatan mutu secara berkelanjutan. Selanjutnya ahli-ahli pendidikan Amerika Serikat belajar dari Jepang tentang Lesson Study dan kemudian mengembangkannya pada beberapa negara lain.
Di Indonesia Lesson Study berkembang melalui Indonesia Mathematics and Science Teacher Education Project (IMSTEP) yang diimplementasikan sejak sejak Oktober tahun 1998 di tiga IKIP yaitu IKIP Bandung (sekarang bernama Universitas Pendidikan Indonesia, UPI), IKIP Yogyakarta (sekarang bernama Universitas Negeri Yogyakarta, UNY) dan IKIP Malang (sekarang menjadi Universitas Negeri Malang) bekerja sama dengan JICA (Japan International Cooperation Agency). Tujuan umum dari IMSTEP adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan Matematika dan IPA di Indonesia. Namun, pada perkembangannya kegiatan Lesson Study ini dapat diadaptasi untuk disiplin keilmuan apa pun baik MIPA maupun non-MIPA.
Pelaksanaan kegiatan Lesson Study memusat pada aktivitas guru secara collaborative dengan sesama guru dalam mempersiapkan rancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi atas pembelajaran yang telah berlangsung. Tiga aktivitas tersebut dalam Lesson Study dikenal dengan tahap Plan (merencanakan), tahap Do (melaksanakan), dan tahap See (merefleksi) yang dilakukan secara berkelanjutan. Dengan kata lain Lesson Study merupakan suatu cara peningkatan pendidikan yang tak pernah berakhir (continous improvement). Dalam hal ini guru yang mempraktekkan Lesson Study, bekerja sama dengan sesama guru dalam menetapkan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan berdasarkan tuntutan kurikulum.

Kegiatan Lesson Study dimulai dari tahap perencanaan (Plan) yang bertujuan untuk merancang pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa dan berpusat pada siswa, hal ini dilakukan untuk mendorong siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Perencanaan ini tidak dilakukan sendiri tetapi dilakukan secara bersama-sama, dengan kata lain beberapa guru dapat melakukan kolaborasi untuk memperkaya ide-ide. Kolaborasi ini tidak hanya dapat dilakukan oleh guru sesama bidang study dalam sekolah saja, tetapi kolaborasi dapat pula dilakukan dengan beberapa guru dalam kelompok profesi guru tertentu seperti MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) atau kolaborasi antar guru dengan dosen atau kolaborasi antar dosen dengan dosen. Dengan demikian terbentuk kolegalitas antara guru dengan guru, guru dengan dosen, dosen dengan dosen, sehingga melalui kegiatan pertemuan dalam rangka kegiatan Lesson Study ini mereka dapat berbagi pengalaman dan terbentuk mutual learning (saling belajar).
Proses perencanaan dalam Lesson Study diawali dari analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Permasalahan dapat berupa materi bidang studi, bagaimana menjelaskan suatu konsep, dan dapat juga berupa pedagogi tentang metode pembelajaran yang tepat agar pembelajaran lebih efektif dan efisien atau permasalahan fasilitas mengenai bagaimana mensiasati kekurangan fasilitas pembelajaran.
Langkah kedua dalam Lesson Study adalah pelaksanaan pembelajaran (Do) sebagai implementasi rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam perencanaan. Dalam perencanaan telah disepakati siapa guru yang akan mengimplementasikan pembelajaran dan siapa guru yang akan bertindak sebagai pengamat (observer) pembelajaran. Dalam hal ini kepala sekolah dapat terlibat dalam pengamatan pembelajaran dan sebagai pemandu kegiatan.
Sebelum pembelajaran dimulai sebaiknya dilakukan briefieng kepada para pengamat untuk menginformasikan kegiatan pembelajaran yang direncanakan oleh seorang guru dan mengingatkan selama pembelajaran berlangsung pengamat tidak mengganggu kegiatan pembelajaran tetapi mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran. Selama pembelajaran berlangsung pengamat tidak boleh berbicara dengan sesama pengamat. Keberadaan pengamat didalam ruang kelas disamping mengumpulkan informasi juga dimaksudkan untuk belajar dari pembelajaran yang sedang berlangsung dan bukan untuk mengevaluasi guru. Fokus pengamatan ditujukan pada interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan bahan ajar, siswa dengan guru, dan siswa dengan lingkungan yang terkait dengan empat kompetensi guru sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 tentang guru dan dosen.
Langkah ketiga dalam kegiatan Lesson Study adalah refleksi (See). Setelah selesai pembelajaran langsung dilakukan diskusi antara guru dan pengamat yang dipandu oleh kepala sekolah atau personal yang ditunjuk untuk membahas pembelajaran. Guru mengawali diskusi dengan menyampaikan kesan-kesan dalam melaksanakan pembelajaran, selanjutnya pengamat menyampaikan komentar dan lesson learnt dari pembelajaran terutama berkenaan dengan aktivitas siswa. Sebaliknya, guru harus dapat menerima masukan dari pengamat untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Berdasarkan masukan dari diskusi ini dapat dirancang kembali pembelajaran berikutnya.
Dilihat dari tahap-tahap dalam Lesson Study ada beberapa kegiatan yang mirip dengan kegiatan Lesson Study yang sering dilakukan guru dan dosen secara kolaboratif yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan oleh kelompok guru bidang study tertentu yaitu MGMP (Musyawarah Guru Mata Pealajaran). Apabila dilihat sekilas memang kegiatan tersebut hampir mirip dengan Lesson Study, namun ada beberapa hal mendasar yang membedakan Lesson Study dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) maupun dengan kegiatan dalam MGMP.

Untuk lebih jelas tentang perbedaan antara Lesson Study, PTK dan kegiatan MGMP dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Perbedaan Antara Lesson Study, PTK dan Kegiatan MGMP, menurut Lewis and Inverson (dalam Susilo, 2005:11)


1.Waktu pelaksanaan Berkesinanbungan sepanjang karier guru Tergantung adanya tawaran dana,PTK jarang yang melakukan secara berkesinambungan Tergantung adanya dana,MGMP umumnya 10 kali setahun
2.Pelaksana Sekelompok bidang studi yang sama, mengajar tingkatan sekolah yang sama. PTK Guru berkolaborasi dengan dosen atau guru sendiri atau dosen sendiri. MGMP Sekelompok guru bidang studi yang sama, mengajar kelas yang berbeda atau sama
3.Tujuan Meningkatkan pemahaman mengenai bagaimana siswa berfikir agar dapat mengembangkan pembelajaran yang memajukan proses belajar siswa. PTK Meningkatkan praktik pembelajaran. MGMP Mempersiapkan rancangan pembelajaran, memperdalam pemahaman materi pembelajaran
4. Tahap pelaksanaan Berdaur: Merancang berdasar suatu tema penelitian, melaksanakan, mengamati, merevisi rancangan, melaksanakan lagi, mengamati, merevisi rancangan. PTK Berdaur: Merancang, melaksanakan, mengamati, merefleksi, merancang lagi dan seterusnya. MGMP Tidak berdaur, tetapi dirancang apa yang akan dilakukan pada setiap pertemuan
5. Tuntutan komitmen Sepanjang hayat untuk meningkatkan pelayanan terhadap siswa. PTK Seharusnya juga sepanjang hayat, tetapi saat sekarang hanya dilakukan saat ada dananya. MGMP Umumnya setahun saja, dapat diperpanjang kalau memungkinkan
6. Hasil Kumpulan tulisan atau laporan tentang pembelajaran yang dilakukan dalam Lesson Study. PTK Laporan PTK yang menguraikan penerapan tindakan dan hasil penerapannya. MGMP Umumnya rancangan pembelajaran yang dibuat bersama (menekankan pada apa yang dibelajarkan, belum terlalu banyak pada bagaimana membelajarkannya). Pemahaman lebih mendalam mengenai materi


Sumber Bacaan:
Hendayana, dkk. 2006. Leeson Studi: Suatu Strategi untuk Meningkatkan Keprofesionalan Pendidik. Bandung: UPI PRESS.

Karim, M. A. 2006. Implementation of Lesson Study for Improving The Quality of Mathematics Instruction in Malang. Tsukuba Journal of Educational Study in Mathematics, (Online), Vol.25,
(http://www.human.tsukuba.ac.jp/~mathedu/journal/vol25/karim.pdf, diakses 3 Januari 2009).

Susilo, H. 2005. Kumpulan Makalah dalam Seminar dan Workshop Lesson Study dalam Rangka Persiapan Workshop Kolaborasi FMIPA-MGMP MIPA dan SMA Kota Malang, Lesson Study: Apa dan Mengapa (hlm 1-12). Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.

professional_development.gcsnc.com
SELENGKAPNYA.....