Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
DANNY AJAR BASKORO

Powered by Blogger

Kamis, 20 Agustus 2009

Wishing You a Happy & Blessed Ramadhan

Buat Seluruh Saudara-Saudaraku Muslim di Seluruh Dunia yang Menyambut Bulan Ramadhan.

Nama atau kata adalah identik dengan sebuah makna. Makna itu bisa dalam atau dangkal, luas atau sempit, tajam atau polesan, tergantung dari kedalaman, keluasan, atau ketajaman seseorang dalam mempersepsikan nama tersebut. Kata “Fahmu” (Paham), “Sabr” (sabar), “Ikhlas” bagi seorang ulama bernama Yusuf Al Qardawi adalah kata-kata yang syarat makna sehingga dari masing-masing kata itu lahir sebuah buku dengan bahasan yang sangat mendalam. Namun bagi seorang awam, betapa banyak kita jumpai ia salah mempersepsikan makna dari kata-kata tersebut. Dan pada akhirnya, persepsinya yang dangkal hanya melahirkan tindakan-tindakan kehidupan yang juga dangkal dan kurang bermakna. Disinilah kita melihat relevansi “amal” dengan “pemahaman” yang dimiliki seseorang.

Mereka yang memiliki pemahaman yang benar, akan beramal dengan benar. Sebaliknya, mereka yang memiliki pemahaman yang dangkal, akan beramal secara dangkal pula. Tidak memiliki makna terindah bagi dirinya. Mari kita coba memahami makna Ramadhan.

Diharapkan dengan memahami makna-makna itu, maka kesadaran akan datangnya bulan yang agung itu kian meresap dan menggumpal dalam jiwa sehingga menimbulkan kerinduan dan kebahagiaan dalam menyambutnya.

Ramadhan adalah bulan pendidikan (Syahru At Tarbiyah), karena pada bulan ini orang-orang beriman dididik untuk berlaku disiplin dengan aturan-aturan Allah SWT dan Rasul-Nya. Secara fisik, Allah mendidik untuk disiplin dalam mengatur pola makan. Secara psikis, Allah mendidik untuk berlaku sabar, jujur, menahan amarah, empati dan berbagi kepada orang lain, dan sifat-sifat luhur lainnya. Dan secara fikri, Allah mendidik agar orang-orang beriman senantiasa bertafakkur dan mengambil pelajaran-pelajaran yang bermakna bagi kehidupannya.

Ramadhan adalah bulan perjuangan (Syahru Al Jihad), karena untuk sukses menjalani Ramadhan dibutuhkan perjuangan yang tidak ringan. Allah hendak mengajarkan bahwa untuk sukses dalam kehidupan pun dibutuhkan perjuangan, yaitu mengendalikan hawa nafsu agar tunduk dan patuh dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya.

Ramadhan adalah bulan Qur’an (Syahru Al Qur’an), karena Al Qur’an pertama kali diturunkan pada Ramadhan. Sepatutnyalah pada bulan ini, interaksi kaum muslimin dengan Al Quran menjadi sangat intens sebagaimana dicontohkan oleh generasi salaf yang mencurahkan waktu demikian banyak pada bulan Ramadhan untuk berinteraksi dengan Al Quran, baik dengan membaca, mentadabburi, dan mengamalkan kandungan-kandungan isinya.

Ramadhan adalah bulan persaudaraan (Syahru Al Ukhuwwah). Pada bulan ini Allah mendidik kaum muslimin untuk lebih mencintai dan peduli terhadap saudara-saudaranya. Rasulullah Saw mengajarkan dengan ringan bersedekah di bulan ini, memberi makanan bagi orang yang berpuasa, menunaikan zakat, dan membuang dengki dan sifat-sifat buruk terhadap saudaranya.

Ramadhan adalah bulan ibadah (Syahru Al ‘Ibadah). Dalam bulan ini Allah membuka peluang bagi hamba-hamba-Nya untuk beribadah (mahdhoh) sebanyak-banyaknya, karena pada bulan ini pahala ibadah dibalas dengan berlipat ganda. Allah SWT mendidik kaum muslimin untuk merealisasikan misi hidup dengan senantiasa beribadah kepada Allah SWT. Target keimanan yang diharapkan adalah hamba-hamba yang selalu mengorientasikan hidup untuk beribadah, sebagaimana firman Allah: Katakanlah: "Sesungguhnya shalat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (Al An’aam 6:162-163).

Masih ada beberapa nama yang disematkan untuk Ramadhan. Bulan Jama’ah, bulan dakwah, bulan diturunkan Lailatul Qadar, bulan mulia, bulan suci, bulan penuh berkah, dan lain-lain. Nama-nama itu mencerminkan makna, esensi dan juga kebaikan yang teramat banyak. Bagaimana kita harus beramal di dalam bulan Ramadhan, kita bisa mengambil spirit dari nama-nama itu.

Barang siapa yang gembira dengan datangnya bulan Ramadhan, maka Allah SWT akan memasukkan sang hamba ke dalam surga-Nya. Bagaimana bisa? karena gembira menyambut ramadhan adalah cerminan iman. Semakin bahagia dan rindu seorang hamba kepada Ramadhan, semakin dalam keimanan yang dimiliki seseorang. Tentu pemahaman ini bukan untuk menghakimi dan mengukur keimanan orang lain, tetapi untuk menghakimi dan mengukur keimanan di dalam diri sendiri.

Bagaimana Menyambut ramadhan?
menurut Mochamad Bugi (2007) ada sepuluh langkah menyambut Ramadhan

1. Berdoalah agar Allah swt. memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan bulan Ramadan dalam keadaan sehat wal afiat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal di bulan itu, baik puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan.” Artinya, ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban; dan sampaikan kami ke bulan Ramadan. (HR. Ahmad dan Tabrani)

Para salafush-shalih selalu memohon kepada Allah agar diberikan karunia bulan Ramadan; dan berdoa agar Allah menerima amal mereka. Bila telah masuk awal Ramadhan, mereka berdoa kepada Allah, ”Allahu akbar, allahuma ahillahu alaina bil amni wal iman was salamah wal islam wat taufik lima tuhibbuhu wa tardha.” Artinya, ya Allah, karuniakan kepada kami pada bulan ini keamanan, keimanan, keselamatan, dan keislaman; dan berikan kepada kami taufik agar mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhai.

2. Bersyukurlah dan puji Allah atas karunia Ramadan yang kembali diberikan kepada kita. Al-Imam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata, ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.” Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Maka, ketika Ramadan telah tiba dan kita dalam kondisi sehat wal afiat, kita harus bersyukur dengan memuji Allah sebagai bentuk syukur.

3. Bergembiralah dengan kedatangan bulan Ramadan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat setiap kali datang bulan Ramadan, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).

Salafush-shalih sangat memperhatikan bulan Ramadan. Mereka sangat gembira dengan kedatangannya. Tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan bulan Ramadan karena bulan itu bulan penuh kebaikan dan turunnya rahmat.

4. Rancanglah agenda kegiatan untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadan. Ramadhan sangat singkat. Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.

5. Bertekadlah mengisi waktu-waktu Ramadan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” [Q.S. Muhamad (47): 21]

6. Pelajarilah hukum-hukum semua amalan ibadah di bulan Ramadan. Wajib bagi setiap mukmin beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadan datang agar puasa kita benar dan diterima oleh Allah. “Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui,” begitu kata Allah di Al-Qur’an surah Al-Anbiyaa’ ayat 7.

7. Sambut Ramadan dengan tekad meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk. Bertaubatlah secara benar dari segala dosa dan kesalahan. Ramadan adalah bulan taubat. “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” [Q.S. An-Nur (24): 31]

8. Siapkan jiwa dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs. Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental kita siap untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadan.

9. Siapkan diri untuk berdakwah di bulan Ramadhan dengan:

· buat catatan kecil untuk kultum tarawih serta ba’da sholat subuh dan zhuhur.

· membagikan buku saku atau selebaran yang berisi nasihat dan keutamaan puasa.

10. Sambutlah Ramadan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Kepada Allah, dengan taubatan nashuha. Kepada Rasulullah saw., dengan melanjutkan risalah dakwahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahmi. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Semoga kita bisa disampaikan ke bulan Ramadhan. Dan semoga kita bisa mengoptimalkan bulan Ramadhan untuk taqarrub ilallah, membersihkan hati, dan memperkuat simpul-simpul jamaah.

Disadur dari tulisan
1. Muhammad Rizqon.2009. Bahagia Menyambut Ramadhan. www.eramuslim.com
2. Muchamad Bugi.2007. Sepuluh Langkah Menyambut Ramadhan. www.dakwatuna.com

SELENGKAPNYA.....

Senin, 17 Agustus 2009

MENGEMBANGKAN KECERDASAN MULTIPEL & KREATIVITAS ANAK

Disampaikan pada acara pengabdian masyarakat di Desa Pandanajeng Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang, selasa tanggal 11 Agustus 2009.

Kecerdasan Multipel
Kecerdasan multipel (multiple intelegensia)adalah berbagai jenis kecerdasan yang dapat dikembangkan pada anak, antara lain:
1. Verbal linguistic, yaitu kemampuan menguraikan pikiran dalam kalimat-kalimat, pidato, diskusi, tulisan.
2. Logical mathematical, adalah kemampuan menggunakan logika-matematika dalam memecahkan berbagai masalah.
3. Visual spatial, adalah berfikir tiga dimensi
4. Bodily kinesthetic, yaitu keterampilan gerak, menari, olah raga
5. Musical, yaitu kepekaan dan kemampuan berekspresi dengan bunyi, nada, melodi dan irama.
6. Intrapersonal, yaitu kemapuan memahami dan menyesuaikan diri dengan orang lain.
7. Naturalist, adalah kemampuan memahami dan memanfaatkan lingkungan.

Yang Mempengaruhi Kecerdasan
Kecerdasan multipel dipengaruhi 2 faktor utama yang saling terkait yaitu:


faktor keturunan (bawaan, genetik) dan faktor lingkungan. Seorang anak dapat mengembangkan berbagai kecerdasan jika mempunyai faktor keturunan dan dirangsang oleh lingkungan terus menerus.
Orang tua yang cerdas anaknya cenderung akan cerdas pula, jika faktor lingkungan mendukung pengembangan kecerdasannya sejak di dalam kandungan, masa bayi dan balita. Sedangkan orang tua yang kebetulan tidak berkesempatan mengikuti pendidikan tinggi (belum tentu mereka tidak cerdas, mungkin karena tidak ada kesempatan atau hambatan ekonomi) anaknya bisa cerdas jika dicukupi kebutuhan untuk pengembangan kecerdasan sejak di dalam kandungan sampai usia sekolah dan remaja.

Kebutuhan Untuk Kecerdasan
Tiga kebutuhan pokok untuk mengembangkan kecerdasan antara lain adalah:
1. Kebutuhan Fisik Biologis
Kebutuhan ini terutama gizi yang baik sejak di dalam kandungan sampai remaja terutama untuk perkembangan otak, pencegahan dan pengobatan penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan.
2.Kebutuhan Emosi-kasih sayang
Kebutuhan ini mempengaruhi kecerdasan emosi, inter dan intrapersonal. dengan melindungi, menimbulkan rasa aman dan nyaman, memperhatikan dan menghargai anak, tidak mengutamakan hukuman dengan kemarahan tetapi lebih banyak memberikan contoh-contoh dengan penuh kasih sayang
3. Kebutuhan Stimulasi
Kebutuhan ini meliputi rangsangan yang terus menerus dengan berbagai cara untuk merangsang semua sistem sensorik, kognisi dan motorik. Stimulasi sejak dini dapat merangsang kecerdasan-kecerdasan lain.
Ketiga kebutuhan pokok tersebut harus diberikan secara bersamaan sejak janin di dalam kandungan karena akan saling berpengaruh.

Cara Merangsang Kecerdasan Multipel
1. Kecerdasan berbahasa verbal; ajaklah bercakap, bacakan cerita berulang-ulang, rangsang untuk berbicara dan bercerita, menyanyikan lagu anak-anak dll.
2. Kecerdasan logika-matematik: latih dengan cara mengelompokkan, menyusun, merangkai, menghitung mainan, bermain angka, sempoa, catur, puzzle, permainan komputer, congklak, dll.
3. Kecerdasan visual-spatial: Kembangkan dengan cara mengamati gambar, foto, marangkai dan membongkar, menggunting, melipat, menggambar, menata rumah-rumahan, permainan komputer dll.
4. Kecerdasan gerak tubuh: dengan melatih berdiri satu kaki, jongkok, membungkuk, berjalan di atas satu garis, berlari, melompat, melempar, menangkap, senam, menari, olahraga permainan, dll.
5. Kecerdasan musical: Rangsanglah dengan mendengarkan musik, bernyanyi, memainkan lat musik, mengikuti irama dan nada.
6. Kecerdasan Emosi inter personal: melatih denga bermain bersama dengan anak yang lebih tua dan lebih muda, saling berbagi kue, mengalah, meminjamkan mainan, bekerjasama membuat sesuatu, permainan mengendalikan diri dll.
7. Kecerdasan emosi intra personal: melatih dengan menceritakan perasaan, keinginan, cita-cita, pengalaman, berkhayal, mengarang cerita dll.
8. Kecerdasan naturalist: melatih dengan menanam biji hinggga tumbuh, memelihara tanaman, dalam pot, memelihara binatang, berkebun, wisata, mengamati langit, awan, bulan, bintang dll.
Bila anak mempunyai potesi bawaan berbagai kecerdasan dan dirangsang terus-menerus sejak kecil dengan cara menyenangkan dan jenis yang bervariasi maka anak kita akan mempunyai kecerdasan yang multipel.

Cara Merangsang Kreativitas Anak
Kreativitas anak dikembangkan sejak dini. Banyak keluarga yang tidak menyadari bahwa sikap orang tua yang otoriter terhadap anak akan mematikan bibit-bibit kreativitas anak, sehingga ketika menjadi dewasa hanya mempunyai kreativitas yang sangat terbatas. Kreativitas anak akan berkembang jika orang tua bersikap demokratik, yaitu mau mendengarkan omongan anak, menghargai pendapat anak, mendorong anak untuk berani mengungkapkan pendapat. Jangan memotong pembicaraan anak ketika ia ingin mengungkapkan pikirannya. Jangan memaksakan anak bahwa pendapat orang tua paling benar, atau melecehkan pendapat anak.
Orang tua harus mendorong anak untuk berani mencoba mengemukakan pendapat, gagasan, mengambil keputusan (asal tidak membahayakan). jangan mengancam atau menghukum anak jika pendapat atau perbuatannya dianggap salah, mereka umumnya belum tahu dalam tahap belajar. Berikanlah contoh-contoh, ajaklah berfikir, jamgan didekte atau dipaksa, biarkan mereka memperbaikinya dengan caranya sendiri.
Selain itu orang tua harus mendorong kem,andirian anak, menghargai usaha-usahanya, memberikan pujian untuk hasil yang dicapai walau sekecil apapun. Jika anak kita bertanya tentang lingkungannya, apa yang didengarkan, dilihat dan dirasakan maka orang tua harus menjawab dengan menyediakan sarana yang semakin merangsang anak berfikir lebih dalam. jangan menolak atau menghentikan rasa ingin tahu anak asal tidak membahayakan dirinya atau orang lain.
Orang tua harus memberi kesempatan anak untuk mengembangkan anak untuk mengembangkan khayalan, merenung, berfikir dan mewujudkan gagasan dengan cara masing-masing. Biarkan mereka bermain, menggambar, membuat bentuk-bentuk, mewarna yang tidak lazim, tidak logis, belum pernah ada. Berilah kebebasan, kesempatan, dorongan. pujian untuk mencoba suatu gagasan asalkan tidak membahakan dirinya atau orang lain.
Semua hal-hal tersebut akan merangsang perkembangan fungsi otak kanan yang penting untuk kreativitas anak yaitu berfikir divergen (meluas), intuitif (berdasarkan intuisi), abstrak, bebas, simultan. Dengan pola asuh yang demokratik maka kreativitas anak akan berkembang optimal.

sumber Bacaan: Kartu Menuju Sehat. Dr. Soedjatmiko, SpA (K), M.Si

SELENGKAPNYA.....