Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
DANNY AJAR BASKORO

Powered by Blogger

Kamis, 07 Oktober 2010

TEORI KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN


Teori Kognitif Pembelajaran ingin menjawab dua pertanyaan:
a. Proses apa yang menyebabkan informasi dapat diserap
b. Bagaimana pembelajar dapat memanfaatkan teori ini untuk pembelajaran
Menurut Atkinson, ada tiga komponen utama pada proses ini yaitu sensory register, working memory dan long-term memory. Masing-masing komponen mempunyai peran dan
fungsinya masing-masing.


Secara garis besar informasi dari dunia luar masuk melalui sensory register. Jika kita tidak memberikan perhatian maka informasi tersebut akan hilang atau dilupakan. Namun sebaliknya, perhatian pada informasi menyebabkan proses dilanjutkan ke working atau short term memory. Saat masuk ke memori ini ada faktor tambahan yaitu persepsi. Persepsi orang yang satu dengan yang lain dalam menanggapi informasi bisa berlainan, hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan sebelumnya yang terdapat pada long-term memory seperti misalnya pengalaman masa lalu, motivasi, dan perasaan seseorang. Informasi yang sudah berada di working memory hanya bersifat sesaat ( < 30 detik), informasi ini dapat dilupakan jika tidak diperlukan lagi. Jika informasi diperlukan, seseorang akan terus memikirkannya dan hal ini mengakibatkan informasi tersimpan di long-term memory. Untuk lebih detailnya akan diulas berikut ini:
1.Sensory Register (SR)
SR merupakan komponen sistem proses dimana informasi diterima dan ditahan untuk waktu yang sangat singkat (tidak lebih dari dua detik). Jika informasi tidak mendapatkan perhatian maka akan hilang atau dilupakan. Dari pernyataan ini timbullah pertanyaan bagaimana supaya perhatian seseorang bisa ditingkatkan ?
Ada beberapa teknik penggunaan bahasa yang dapat meningkatkan perhatian terhadap informasi, berikut contoh – contoh kalimat tersebut:
a) ’Ini penting .....’
b) ’Ini akan jadi bahan ujian besok ’
c) Meningkatkan bobot emosional dari materi dan kalimat: ’Medan magnet menabrak sinyal Radio Frequency’ (maksudnya medan magnet mengganggu sinyal Radio Frequency).
d) Menggunakan cara-cara belajar yang lain dari kebiasaan yang digunakan sebelumnya.
Keberadaan SR mempunyai implikasi penting dalam pendidikan menyangkut hal-hal konkrit yang perlu dilakukan dalam pembelajaran:
a) Seseorang harus memberikan perhatian kepada informasi yang diberikan jika ingin menyimpan informasi tersebut dalam ingatan.
b) Butuh waktu untuk memberikan seluruh informasi kepada SR, informasi – informasi tidak bisa diberikan sekaligus dalam satu waktu.
Contoh: Seorang siswa dalam menerima banyak informasi hendaknya juga diberikan informasi mengenai aspek mana saja yang perlu diperhatikan pada informasi tersebut. Pebelajar akan kesulitan belajar jika keseluruhan informasi diberikan sekaligus dalam satu waktu.
Sinyal yang masuk ke SR disebut stimuli, interpretasi seseorang terhadap stimuli disebut persepsi. Persepsi antara tiap individu bisa saling berlainan, hal ini dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, motivasi, kejiwaan dan pengetahuan seseorang.

2. Working Memory (WM)
WM merupakan komponen memori yang dapat menyimpan informasi terbatas dalam beberapa detik saja ( <30 detik). Hal-hal yang dilakukan di WM adalah
a) organisasi informasi : mau disimpan ? atau mau dihilangkan ?
b) menghubungkan informasi yang diterima dengan pengetahuan sebelumnya dari memori long-term. Contoh : SR melihat seekor ayam hutan, gambar ayam hutan masuk ke WM, setelah itu terjadi pelacakan informasi tentang ayam pada memori long-term, maka akan dibentuk informasi bahwa yang dilihat itu adalah seekor ayam.
Menurut Atkinson kapasitas WM adalah 5-9 bit informasi, artinya 5-9 informasi dalam satu waktu. Dalam desain pembelajaran ada hal-hal yang perlu mendapat perhatian berkaitan dengan keterbatasan kapasitas WM, hal-hal tersebut adalah
a) Untuk mempertahankan informasi pada WM, informasi semestinya diulang-ulang terus. Dengan demikian ada harapan bisa diteruskan ke memori long-term.
b) Dalam memberikan informasi yang berupa urutan dan daftar nama-nama, sebaiknya informasi tersebut diberikan dalam daftar klasifikasi.

3. Long Term Memory (LTM)
LTM merupakan komponen memori dimana informasi yang kapasitasnya besar dapat disimpan untuk periode waktu yang lama. LTM tersusun dari tiga bagian yaitu:
a) Episodic Memory, tempat pengalaman-pengalaman disimpan. Informasi gambar diorganisasi dalam waktu dan kapan peristiwa tersebut terjadi. Informasi yang tersimpan pada memori ini relatif sulit untuk diingat kembali karena kemungkinan tertumpuk dengan peristiwa yang hampir sama, misal kita tidak dapat mengingat lagi menu makan siang tiga hari yang lalu karena gambar tentang menu tersebut telah tertumpuk oleh gambar baru. Namun ada kalanya kita dapat mengingat menu tersebut jika pada saat makan siang terjadi suatu hal di luar kebiasaan. Fenomena ini disebut flash bulb memory.
b) Semantic Memory, menyimpan penegtahuan, kenyataan-kenyataan, konsep, prinsip, aturan-aturan dan penggunaannya. Pelajaran-pelajaran di sekolah disimpan pada jenis memori ini. Ingatan diorganisasi dalam jaringan-jaringan yang terhubung dengan ide, hal ini disebut schemata. Umumnya schemata adalah outline atau garis besar dari suatu ide.
c) Procedural Memory, menyimpan informasi tentang bagaimana melakukan sesuatu. Cara kerja memori ini adalah hubungan seri antara rangsangan dengan respon. Contoh kemampuan mengemudi, mengetik dan hal lain yang menyangkut ketrampilan.

Faktor-Faktor yang Memperkuat Daya Ingat
Ada beberapa hal yang menjadi point supaya daya ingat tinggi pada LTM, faktor-faktor tersebut adalah
a) Informasi yang berupa konsep lebih tahan lama disimpan pada LTM dibandingkan dengan informasi yang berupa nama-nama.
b) Daya ingat akan informasi tertentu akan turun setelah beberapa minggu, namun akan stabil pada level tertentu dan diingat seumur hidup.
c) Strategi pembelajaran yang melibatkan siswa dapat mempertinggi daya ingat.


Mengajar Strategi Memori
Strategi-strategi memori dapat diajarkan dengan cara sebagai berikut
a) Belajar verbal yaitu: belajar kata-kata atau fakta-fakta di bawah berbagai
macam kondisi. Misal siswa dapat diminta untuk mempelajari daftar kata
atau suku kata yang tidak memiliki arti. Diidentifikasi tiga jenis tugas belajar verbal yang khas teramati di kelas dan telah diteliti secara intensif, yaitu tugas pasangan-berkait, tugas belajar deret-urut, dan tugas belajar ingatan-bebas.
> Tugas-tugas belajar pasangan-berkait, meliputi belajar menjawab dengan satu anggota dari suatu pasangan yang harus dihafal. Contoh pengajaran ini belajar sejumlah ibu kota negara, tabel penjumlahan dan perkalian, berat atom dari berbagai macam unsur.
> Belajar deret urut meliputi belajar satu daftar istilah dalam suatu urutan tertentu. Contoh menghafal not sebuah lagu, sila-sila Pancasila, unsur-unsur menurut urutan dalam tabel periodik. Belajar tugas-tugas deret urut terjadi dikelas tidak sesering belajar tugas-tugas pasangan-berkait.
> Tugas-tugas belajar ingatan-bebas juga meliputi penghafalan suatu draf, tetapi tidak dalam suatu urutan khusus. Contoh mengahafal nama-nama 50 negara.
b) Belajar Pasangan-Berkait
Dalam belajar pasangan-berkait, siswa harus mengaitkan suatu respon dengan stimulus. Sebagai misal, siswa diberi simbol Au dan harus menjawab ‘emas’. Satu aspek penting dari belajar pasangan berkait adalah seberapa jauh siswa telah akrab dengan stimulus dan respon tersebut. Misal akan jauh lebih mudah belajar mengkaitkan kata bahasa asing dengan kata bahasa Indonesia, misal anjing-dog. Dua hal yang dibahas adalah
> Pelukisan adalah teknik-teknik mengingat yang sangat kuat berdasarkan pada pembentukan lukisan mental untuk membantu mengingat kaitan.
> Nimanik Kata Kunci. Nimanik adalah metode untuk membantu memori
Metode kata-kunci adalah suatu strategi untuk meningkatkan memori dengan menggunakan pelukisan untuk mengkaitkan pasangan butir-butir.

c) Belajar Deret Urut dan Hafalan Bebas.
Belajar deret-urut adalah belajar fakta-fakta dalam suatu urutan khusus. Mempelajari kejadian-kejadian berdasar urutan waktu kejadian, mempelajari urutan operasi dalam suatu pembagian panjang, dan mempelajari kekerasan relatif mineral adalah contoh-contoh belajar deret-urut.
Belajar hafalan-bebas adalah mempelajari suatu daftar butir yang tidak perlu menghafal dalam urutan, misal menghafal lima jari tangan.

>Metode Lokasi adalah suatu strategi untuk menghafal daftar butir-butir dengan membayangkan butir-butir itu berada di dalam lokasi yang telah dikenal.
>Metode Kata-pancang adalah metode pelukisan lain yang berguna untuk mengurutkan daftar disebut metode kata-pancang. Dalam menggunakan nimanik, siswa dapat menghafal sebuah daftar kata pancang yang melambangkan bilangan 1 sampai 10. Untuk menggunakan metode ini, siswa menciptakan gambaran mental yang menghubungkan dengan butir-butir di dalam daftar yang harus dipelajari dengan kata pancang tertentu.

Penerapan teori dalam praktek mengajar dengan menggunakan kata panjang bersajak :
>Strategi Huruf Awal. Suatu strategi untuk menghafal dimana huruf-huruf awal dari suatu daftar awal dari suatu daftar yang harus dihafal diambil untuk disusun menjadi satu kata atau ungkapan yang lebih mudah diingat. Contoh untuk menghafal urutan warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Kepada siswa diajarkan sebuah kalimat dengan huruf-huruf pertama warna sebagai berikut: mejikuhibiniu.

Apakah yang Membuat Informasi Menjadi Bermakna
Pembelajar seharusnya menjadikan informasi menjadi bermakna bagi si belajar dengan cara mempresentasikan informasi itu secara jelas dan terorganisasi dengan baik, dengan cara menghubungkan informasi itu dengan informasi yang telah ada dibenak siswa, dan dengan meyakinkan bahwa siswa telah benar-benar memahami konsep yang diajarkan dan dapat menerapkan konsep itu ke situasi baru.
1) Belajar Hafalan dibanding dengan Belajar Bermakna.
Belajar hafalan adalah menghafal kata-kata atau asosiasi contoh menghafal tabel perkalian, simbol-simbol kimia, sedangkan belajar bermakna tidak sembarang dan jenis belajar ini menghubungkan informasi atau konsep yang telah dimiliki siswa. Sebagai misal apabila kita belajar bahwa perak merupakan penghantar listrik yang amat baik, informasi ini menghubungkan kepada informasi yang telah kita miliki, yaitu “perak” dan “daya hantar”.
Penggunaan Belajar Hafalan. Kadang kita memperoleh kesan bahwa belajar hafalan”jelek” dan belajar bermakna “baik”. Ini tidak seluruhnya benar. Sebagai misal, pada saat dokter mengatakan kepada kita bahwa kita mengalami patah pada tibia, kita yakin bahwa dokter itu telah menghafal betul hubungan antara kata tibia dan tulang kaki yang bernama seperti itu. Perbendaharaan bahasa asing merupakan satu kasus penting dalam belajar hafalan.
Pengetahuan Inert Informasi ”cair memijar” adalah mempelajari informasi yang hanya dapat diterapkan pada situasi terbatas sering kali sehimpunan situasi yang dibuat-buat

2). Teori Skema adalah teori yang menyatakan bahwa informasi disimpan dalam memori jangka-panjang dalam bentuk jaringan fakta-fakta dan konsep-konsep yang berhubungan dan menyediakan suatu struktur menjadikan informasi baru bermakna.

Bersambung...
Daftar Rujukan
Anderson, O.W dan Karthwohl. D. R, 2001. A Taxanomy For Learning
Teaching and Assessing ( A Revision of Blooms Taxonomy of
Educational Objektives), New York: Addition Wesley, Longman.

Anonym, Strategy Metakognitif, http//myshoolnet.ppk.kpm.my/bhn-
pnp/modul/bcb8.pdf

Arends. Richard, I, 2001, Learning to teach, Fifth Edition, Singapore,
Mac Graw Hill, Higher Education

Slavin, Robert, E, 2000 Educational Psychology (Theory And Practice) Sixth
Edition, Boston, Allyn,and Bacon.

Wolfolk, A. 1998 . Educational Psychology, Seventh Edition, Allyn and
Bacon.




1 komentar:

  1. terima kasih atas ilmu yang telah di share. saya mohon izin untuk menggunakannya sebagai bahan tambahan referensi untuk tugas strategi kognitif.

    BalasHapus